Indonesia menjadi salah satu negara yang memiliki keanekaragaman budaya. Pernikahan adat di setiap daerah di Indonesia memiliki ciri khasnya masing-masing dan hingga saat ini konsep pernikahan adat masih tetap dipertahankan oleh generasi Milenial di Indonesia dengan tetap memberikan nuansa tradisional di acara pernikahannya.
Meski belum tentu mengikuti rangkaian ritual hingga tradisi turun-temurun, generasi Milenial berusaha untuk tidak mengubah adat. Berdasarkan animo dan jumlah kunjungan di berabagi pameran pernikahan setiap tahun dan juga permintaan langsung calon pengantin pada wedding organizer, nuansa tradisional tetap dihadirkan untuk menjaga norma dan adat sebagai momen sakral dalam pernikahan.
Alasan Milenial untuk tetap memilih nuansa tradisional dalam acara pernikahannya adalah meskipun terdapat beberapa modifikasi. norma dan adat tetap dapat dihadirkan sebagai momen sakral sehingga nuansa tradisional dalam pernikahan dapat diadaptasikan dengan nuansa modern.
Alasan lainnya adalah konsep pernikahan dengan nuansa tradisional dipengaruhi juga oleh pernikahan pasangan yang memiliki latar belakang budaya yang berbeda. Agar ciri khas dari 2 budaya yang berbeda tersebut bisa ditampilkan, maka konsep pernikahan diadaptasikan juga dengan nuansa modern.
Semakin berkembangnya teknologi dan zaman yang semakin inovatif, banyak wedding organizer sebagai planner yang membuat konsep acara pernikahan tradisional dengan sederhana sejalan dengan gaya hidup Milenial yang mengedepankan kepraktisan dan perubahan tren.
Contohnya adalah prosesi pernikahan adat Sunda yang kini bisa dikemas secara modern tanpa menghilangkan nuansa tradisionalnya. Serangkaian prosesinya yang menjadi tradisi tetap dipertahankan seperti Siraman, Nincak Endog (menginjak telur), Ngeyeuk Sereuh (permintaan restu masing-masing mempelai kepada orangtuanya), dan lain-lain. Sedangkan sentuhan modernnya direpresentasikan melalui busana, dekorasi, make up, dan aksesori.
Sentuhan modern lainnya terdapat pada hiburan musik/music entertaint yang disuguhkan. Biasanya, nuansa tradisional yang tetap dipertahankan dalam pernikahan tradisional Sunda adalah memainkan instrumen musik Karawitan ataupun memutar lagu pop Sunda seperti lagu Dua Lalaki. Namun, alat musik modern juga dapat memberikan kesan yang menarik tanpa meruntuhkan nuansa tradisionalnya.
Ditambah lagi, alat musik modern juga tetap bisa memainkan lagu-lagu pop Sunda lainnya sehingga nuansa musik Sunda pun tetap dapat disuguhkan di dalam acara pernikahan. Bahkan, musik modern dan musik dengan nuansa tradisional dapat dimainkan secara bergiliran.
Menggabungkan nuansa tradisional dengan nuansa modern di dalam acara pernikahan tidak akan mengurangi esensi pernikahan. Nilai-nilai adat akan tetap dipertahankan. Pola kreatifitas justru dapat semakin berkembang karena pihak-pihak yang berinovasi harus memberikan terobosan yang berbeda dengan tetap mempertahankan suatu nilai yang sudah ada sejak lama.
Calon pengantin tentunya menginginkan momen pernikahannya lebih berkesan dan tampak berbeda, tinggal bagaimana caranya pola kreatifitas sejalan dengan komitmen untuk turut melestarikan kekayaan budaya bangsa sekaligus mempromosikan dan mengajak generasi muda agar mencintai budaya daerah serta bangga mempertahankan nuansa tradisional di dalam konsep acara pernikahannya.
Pernikahan akan menjadi momen yang tak terlupakan oleh calon pengantin sehingga di momen tersebut calon pengantin dan semua pihak yang terlibat akan berusaha sebaik mungkin untuk menyuguhkan perhelatan yang juga bisa membekas di ingatan para tamu undangan. Menggabungkan nuansa tradisional dan nuansa modern dalam konsep acara pernikahan dapat diadaptasikan sedemikian rupa. Jadi, mengapa tidak?
Source : Instagram Nirmala Photography